PENGALAMANKU - 4. Security Komplek Bagian 1


Gue saat ini tinggal di sebuah komplek perumahan yang dijaga oleh para security, diantara security² itu ada salah satu yang menarik perhatian gue, namanya Mas Nando, umurnya sekitar 25 tahun.

Security satu ini sering berjaga di pos depan dekat pintu gerbang masuk komplek, setiap keluar atau masuk komplek gue pasti selalu menyapa atau basa basi ngobrol dengan dia. Mas Nando bukan termasuk pria berwajah tampan, dia cenderung berwajah biasa saja namun aura lelakinya sangat kuat sekali ditambah bentuk tubuh terutama bagian bokongnya yang menurut gue sangat seksi dan hot, tak jarang setiap gue coli selalu membayangkan sedang ngentotin bokongnya yg aduhai itu.

Pucuk dicinta ulampun tiba, apa yang selama ini gue khayalkan ternyata menjadi sebuah kenyataan. Iya... gue akhirnya bisa ngentotin bokong semok milik mas Nando, berawal dari beberapa hari yang lalu, Waktu itu gue baru saja pulang kuliah dan seperti biasa gue menyempatkan diri untuk menyapa Mas Nando yang sedang berjaga di pos jaganya.

Namun tidak seperti biasanya, kali ini ada yang sedikit berbeda, tidak ada senyuman di wajahnya yang ada malah tampangnya terlihat sedikit murung, entah apa yang sedang dia pikirkan saat itu.

Sesampainya dirumah, guepun langsung segera mandi dan beristirahat sambil melihat acara di TV, namun ternyata acara TV tidak ada yang menarik untuk di tonton, tiba² gue teringat dengan Mas Nando, tanpa pikir panjang gue pun berinisiatif untuk menemuinya di pos jaga.

Tanpa berpikir macem² gue terus jalan kesana dan berniat hanya ingin ngobrol dengannya atau barangkali bisa tahu apa yang membuat raut wajahnya sangat murung tadi.

Sesampainya disana gue melihat Mas Nando sedang duduk melamun dibangku samping pos jaga, gue pun memanggilnya tapi dia tidak menoleh sama sekali. Saat gue sudah ada didekatnya tangan gue pun menepuk pundaknya, dia nampak kaget dengan tepukan di pundaknya dan membuat dirinya sedikit terlonjak dari bangku yang tadi dia duduki.

"Maaf mas kalau saya udah bikin mas kaget abis dari tadi saya panggil² masnya gak menoleh"

"Ee.. ii..iya dek gak apa² kok, maaf juga yah tadi saya gak denger kalau dek Pram manggil saya"

Mas nando memang selalu memanggil gue dengan sebutan dek, awalnya dia memanggil gue dengan sebutan "Mas", namun karena merasa umur gue lebih muda darinya gue pun meminta dia buat manggil nama saja, tapi menurut dia itu terdengar kurang sopan karena gue adalah salah satu penghuni komplek disana, dan akhirnya dengan kesepakatan bersama akhirnya gue meminta untuk dipanggil Dek atau adik saja olehnya.

" Lagi mikirin apa sih mas sampe² dipanggil dari tadi gak nengok, lagi ada masalah yah?"

"Engg... Enggak kok dek gak ada masalah apa², memang kebetulan saya lagi melamun saja"

"Klo mas ada masalah gak apa² kok cerita aja ke gue, barangkali gue bisa bantu"

Kulihat Mas nando sepertinya sedang menimang nimang untuk bercerita atau tidak, namun setelah gue meyakinkannya kembali, akhirnya dia pun mau sedikit bercerita.

"Sebenernya saya lagi ada masalah dek, biasalah masalah rumah tangga"

"Masalah apa mas kalo boleh tau, coba cerita aja barangkali gue bisa bantu"

Sambil membuang nafas Mas Nando pun memulai kembali bercerita.

"Istri saya baru saja melahirkan dek"

"Wah selamat yah, mas sekarang udah jadi seorang Ayah"

"Ii..iya dek makasih banyak"

"Nah trus masalahnya apa?"

"Itu dia dek masalahnya, istri saya kemarin lahirannya operasi caesar dikarenakan posisi anak saya yang tidak memungkinkan untuk lahiran normal"

"Dan ternyata biayanya cukup besar dek" lanjutnya kembali

"Emang biayanya berapa Mas?" tanya gue

"Sekitar 10 jutaan dek"

"Waduh, mahal juga yah, emang Mas gak ada BPJS atau asuransi gitu kan lumayan bisa mengurangi sedikit biaya bersalin istri mas"

"Kalau BPJS saya ada dek tapi klo asuransi lain saya enggak punya, nah masalahnya dari Pihak RS bilang bahwa mereka saat ini tidak bekerjasama dengan pihak BPJS sehingga BPJS saya gak bisa digunakan disana, dan dikarenakan keadaan yang sudah tidak memungkinkan lagi, jadi mau tidak mau akhirnya istri sayapun melahirkan disana dek"

"Trus uang nya udah ada?"

"Ada sih dek, cuma masih kurang, saya baru punya 8 juta dan masih kurang 2 juta lagi namun saya harus segera membayarnya, jika enggak biayanya akan terus bertambah lagi dek"

"Mas gak coba minjam ke saudara atau keperusahaan gitu"

"Sudah dek tapi mereka juga lagi kesulitan keuangan, dan perusahaan juga gak bisa minjemin karena saya termasuk karyawan baru disini, makanya saya bingung harus mencari kemana lagi kekurangannya"

Seketika sebuah ide cemerlang hinggap di otak gue. Sedikit jahat sih tapi toh gak ada salahnya juga kan untuk gue coba.

"Emmm .. sebenernya gue bisa sih kasih pinjeman ke Mas Nando,, tapi ..." ucapan gue sengaja gantung buat nunggu reaksi darinya.

"Serius dek kamu bisa bantu saya?"

"Iya mas tapi ada syaratnya!"

" Gak apa² dek, Syarat apapun akan saya lakukan, sumpah dek apapun akan saya lakukan agar bisa dapat uang itu,, kalopun harus berbunga atau bahkan nyawa saya taruhannya juga gak apa² dek"

Gue sedikit teekejut mendengar reaksi dari Mas Nando, sampai segitunya dia memohon.

"Ok ok... Slow Mas... Gue gak minta nyawa mas kok, Gue cuma minta sesuatu aja ke mas Nando "

"Apa itu dek, selama saya sanggup, saya akan siap melakukan apapun dek, apapun"

"Oke... Gue cuma mau tubuh mas"

"Maksudnya dek, saya enggak paham"

"Maksud gue, gue mau mas ngelayanin gue diatas ranjang"

Mas Nando pun nampak terkejut mendengar ucapan gue barusan.

"Mmm... maksud kamu, saya ngent*tin kamu begitu?"

"Bukan"

"Lalu apa?"

"Saya yang akan mengent*ti Mas Nando"

"Kamu homo yah dek?"

"Entahlah, yang pasti gue hanya pengen mencari sensasi lain aja, karena gue dah sedikit bosen ngent*tin wanita trus"

"Semua keputusan ada ditangan mas, gue gak maksa kok" lanjut gue

Diapun terdiam, mungkin sekarang banyak hal yang sedang dia pikirkan. Karena gak ada tanggapan dari dia, gue pun berniat pergi dari sana, namun baru beberapa langkah Mas Nando pun memanggil gue kembali.

"Tunggu dek"

Gue pun berbalik badan menghadap kearahnya.

"Baik dek, saya akan lakukan
kemauan kamu tadi, tapi saya minta jangan sampai ada orang lain yang tau soal ini yah dek"

"Oke.. itu bisa gue atur, kalau begitu besok mas dateng ketempat gue jam 9 malam, bisa?"

"Besok malam yah dek, gak bisa hari lain aja?"

"Sekali lagi, gue gak mau memaksa mas, kalau mas mau besok mas bisa dateng ke tempat gue, kalau enggak yasudah"

"Ba..baik dek, besok jam 9 malam saya akan dateng kerumah kamu dek"

"Yaudah kalo begitu gue balik dulu, besok jangan sampai telat"

"Baa... Baik dek"

Dengan sedikit tersenyum, gue pun meninggalkan Mas Nando, gue udah gak sabar buat besok hari, mulai terbayang di otak gue, kalau besok gue bisa mengag*hi  Mas Nando yang jantan itu.

***

Nando POV

Setelah obrolan semalem dengan pram, gue masih bimbang antara datang atau dibatalkan saja perjanjiannya.

Sebenernya gue paling jijik sama yang namanya homo, apalagi sebelumnya gue pernah mukul orang sampai babak belur hanya gara² dia dengan beraninya memegang kont*l gue, namun sekarang malah gue harus merelakan lob*ng lelaki gue untuk dinikmati seseorang dan orang itu adalah Pram.

Namun gue benar² gak punya pilihan lain, karena jika terlalu lama biaya Rumah Sakit akan semakin bertambah dan akan semakin menyulitkan gue untuk melunasinya.

Keesokan harinya dengan memberanikan diri dan membayangkan bisa membawa istri beserta anak pulang kerumah, gue pun perlahan berjalan menuju kediaman Pram.

Sesampainya disana, gue pun langsung menekan bel, tidak lama si penghuni rumah pun keluar untuk membukakan gerbang rumahnya.

"Gue kira mas gak bakal jadi kesini?"

"Maaf dek, soalnya tadi sebelum pulang saya harus apel malam dulu"

"Yaudah kalau begitu, silahkan masuk mas"

Gue pun masuk dan mengekori pram masuk kedalam rumahnya.

Sesaat setelah masuk kedalam rumah, gue lumayan kagum dengan dekorasi rumahnya, walaupun rumah itu terlihat minimalis namun dekorasinya terkesan sangat mewah.

"Mau minum apa?" Tawar pram

"Apa saja boleh dek"

"Okey tunggu sebentar yah, mas duduk aja dulu disitu"

"Baik dek"

Gue pun duduk di ruang tamu sambil menunggu pram kembali dari dapur, sayup² terdengar sebuah suara rintihan seseorang dari dalam, saat gue amati ternyata suara itu berasal dari ruang tv, dengan rasa penasaran guepun berjalan mendekat menuju ruang TV dan benar saja dilayar TV ternyata sedang memutar film p*rno, dan itu adalah film p*rno gay. Karena dalam adegan itu terlihat jelas seorang lelaki yang sedang di isap kont*lnya oleh lelaki lain yang memiliki badan lebih besar dan kekar darinya.

Terlihat lelaki yang sedang di isap itu sangat menikmati isapan yang sedang diberikan pada kont*lnya. Adegan demi adegan berlanjut dan semakin memanas merekapun kini mulai berganti posisi, saat itu yang terpampang di layar adalah posisi dimana lelaki berbadan kekar itu dalam keadaan menungging, sedangkan dibelakangnya lelaki yang tadi sedang diisap olehnya mulai memasukkan kont*lnya kedalam lub*ng pembuangan lelaki berbadan kekar tersebut.

Terlihat raut kesakitan terpampang diwajah lelaki kekar tersebut, tanpa peduli si lelaki di belakangnya pun mulai memaju mundurkan kont*lnya, Hentakan demi hentakan pun terjadi, berawal dengan ritme yang sangat pelan lama² berubah menjadi cepat dan buas, anehnya lelaki berbadan kekar itu tidak lagi merintih kesakitan melainkan merintih kenikmatan.
Desahan demi desahanpun mulai terlontar juga dari mulut si lelaki yang sedang mengent*tinya dari belakang.

gue pun menjadi penasaran apakah seenak itu sampai-sampai si aktor mendesah ke enakan saat lobangnya dihajar habis²an oleh kont*l lelaki lain. Dan ternyata saat ini kont*l gue ikut menegang, tangan gue pun mulai mengelus elusnya dari luar celana seragam yang gue kenakan saat ini.

Tanpa disadari ternyata pram sudah ada di belakang gue dan sedang asik menyaksikan apa yang sedang gue lakukan saat ini.

"Ehem, kayanya ada yang udah gak sabar nih" ucapnya mengagetkan gue

Gue tidak bisa berkata apa² karena sudah tertangkap basah sedang menikmati tontonan tersebut sambil mengelus elus kont*l.

"Santai aja mas, ntar juga mas bakal ngerasain yang kayak gitu kok"

Guepun tersadar dan mulai kembali ngeri membayangkan hal tersebut.

"Kamu seriusan mau melakukan itu sama saya?" ucap gue

"Iyalah mas, kalau gak serius ngapain gue ngundang mas kesini"

"Ta.. Tapi saya beneran belum pernah ngelakuin itu dek"

"Yah malah lebih bagus dong, berarti gue adalah orang pertama yang akan merawanin lob*ng mas Nando"

Guepun terdiam terlalu banyak hal yang ada didalam pikiran gue antara rasa takut untuk melakukannya namun juga sedikit rasa penasaran.

"Sekarang buka semua pakaian yang mas kenakan dan sisakam celana dalem saja"

"Iiya dek"

Gue pun mulai melucuti semua pakaian dan hanya menyisahkan celana dalam saja.

"Sekarang mas berdiri dan taruh kedua tangan mas dibelakang kepala"

Entah kenapa gue menurut saja apa yang di perintahkan oleh pram.

Pram pun mulai mendekati gue, dengan perlahan tangannya mulai meraba raba tubuh gue, dimulai dari bagian ketiak, dada hingga bongkahan pant*t, tidak lupa juga diapun meremas remas batang kont*l gue.

Gue hanya bisa pasrah dan mulai memejamkan kedua mata,  sekarang gue merasakan ada benda kenyal dan basah yang sedang menyentuh puting gue, saat gue membuka mata ternyata pram sedang asik menjilat dan menghisap puting sebelah kanan sedangkan puting sebelah kiri dia mainkan dengan jari jarinya.

Diperlakukan seperti itu membuat gue mulai sedikit mendesah, pram pun menyadari itu, tanpa diduga semakin gue mendesah , semakin dia bringas memainkan lidahnya di puting gue, selain hisapan dia juga mulai menggigit gigit pelan puting gue dan spontan hal itu membuat gue semakin mendesah tak karuan.

Setelah puas bermain di area dada, diapun mulai bermain di area perut, pusar gue pun tidak lupa dijilati olehnya dan semakin lama semakin kebawah hingga ke area selangkangan, gue merasakan sebuah kecupan hinggap di batang kont*l gue, dan benar saja saat mata gue tertuju kesana ternyata pram sedang asik mencium kont*l gue, kecupan demi kecupan dia lakukan tidak berlangsung lama kecupan itupun berubah menjadi sebuah jilatan, guepun menggelinjang dibuatnya saat dia mulai menjilat kont*l gue dari bagian kepala hingga ke buah zak*r selain menjilat diapun juga melumatnya.

Setelah puas menjilat pram pun mulai memasukkan kont*l gue kedalam mulutnya, rasa hangat mulai menyelimuti kont*l gue, seumur-umur gue belum pernah merasakan kont*l gue diisap, Setiap gue meminta istri buat mengoral kont*l gue saat berhubungan badan dengannya, dia selalu menolak dengan alasan jijik dan karena rasa sayang gue yang begitu besar padanya, gue pun tidak pernah memaksa dia untuk melakukan hal itu.

Kini hisapan demi hisapan mulai dilakukan oleh pram yang otomatis membuat gue semakin merem melek dibuatnya, sepertinya dia sangat mahir melakukan hal tersebut. Desahan demi desahanpun mulai keluar dari mulut gue, apalagi ketika kont*l gue ditelan seluruhnya hingga masuk kedalam ketenggorokannya, desahan gue pun semakin kencang, hal itu berkali-kali terus dan menerus dilakukan oleh pram alhasil membuat gue tidak tahan lagi ingin mengeluarkan sp*rma yang udah lama terbendung.

"Dek saya mau keluar"

"Dek,,, mau.. ke.."

Pram tidak peduli dengan ucapan gue, bahkan diapun semakin bringas menghisap kont*l gue.

"Dek.... Aaaahhhhhhh...."

Guepun sudah tidak bisa lagi menahan laju sp*rma yang akan keluar dari kont*l gue, dan akhirnya...

Crootttt..crooottt...crooottt...

Sp*rma gue pun muncrat di dalam mulut pram, namun pram masih terus asik menghisap kont*l gue, sampai ketika semprotan sp*rma gue berhenti pram pun melepas kont*l gue dari mulutnya. Perlahan-lahan tubuh pram mulai merambat naik keatas dan tidak lama wajahnyapun sudah ada di depan gue, dengan cepat mulut pram langsung mencium gue.

Gue pun sedikit kaget, namun tidak bisa berbuat apa-apa karena kondisi gue yang sedang lemas karena sehabis org*sme.

Sp*rma yang ada di mulutnya pun kini mulai berpindah kedalam mulut gue, dan untuk pertama kalinya gue merasakan yang namanya sp*rma, yah walaupun itu sperma milik gue sendiri. Rasa sp*rma ternyata agak sedikit aneh dan bahkan membuat gue sedikit merasa mual, namun karena ciuman panas yang dilakukan oleh pram perlahan-lahan rasa mual itupun hilang dan gue pun jadi tidak memperdulikan itu semua.

"Gimana mas?? Enak???" tanya pram.

"Enak banget dek" ucap gue malu-malu.

"Oke sekarang mas istirahat dulu, setelah itu kita lanjutkan lagi ke bagian yang lebih nikmat" balasnya kembali.

Gue pun hanya bisa mengangguk pasrah dan membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya, ada sedikit rasa ngeri ketika gue membayangkan akan di perjakai oleh pram.

Entahlah yang gue pikirkan saat ini yaitu setelah ini semua gue bisa dapat uang dari Pram dan segera membawa istri dan anak gue pulang kerumah.



***




Terima Kasih Banyak...


Salam...


Radhitya


Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGALAMANKU - 1. Intro

PENGALAMANKU - 5. Security Komplek Bagian 2

PENGALAMANKU - 2. Pesta Ulang Tahun Dio